Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Saya, Rainy.... (3)

Gambar
Rainy dan Sunny, bertemu tatkala hujan tak kunjung membasahi bumi dan matahari berinar melampaui kebiasaannya. Tak ada yang pernah menyangka, mereka berdua pun tidak. Tak pernah ada yang meminta untuk dipertemukan. Tak pernah ada yang memohon. Ini soal waktu. Sunny, kamu datang saat saya rindu hujan. Dan kamu bukan hujan. Kamu seperti penyejuk sesaat, tapi tak sepanas matahari. Kamu kesegaran dahaga.  Kamu mengalihkan segala wujud doa saya. Saya tidak lagi meminta hujan. Tidak... Sampai suatu kala. Kala dimana matahari tidak akan pernah bercengkerama dengan hujan.

Saya, Rainy.... (2)

Detik ini saya berharap hujan turun dengan lebatnya. Turunlah sepuas-puasnya penguasa hujan. Sertakan badai pula.  Maafkan hati saya yang sedang remuk redam. Biarkan hujan badai bersenda gurau dengan saya. Biarkan saya hanyut terbawa genangan-genangan air. Biarkan saya memohon kali ini saja. Sunny... Ukiran nama yang saya temukan di dalam rongga-rongga hati. Nama yang muncul begitu saja. Saya tidak pernah memintanya. Sunny... mungkin dia lahir dari kekuasaan matahari. Lagi-lagi, saya tidak peduli kapan dia lahir dan darimana asalanya. Yang saya tahu bahwa dia lahir ke dunia. Mari bayangkan bila Rainy dan Sunny bersama, si Penikmat Hujan dan Keturunan Matahari . Bisakah mereka bertemu? Sungguh, Rainy tak mengerti, Sunny pun tak paham.  Bukan kuasa mereka. Mereka hanya dua manusia bodoh yang terkadang berada diantara logika dan perasaan.  Rainy dan Sunny....

Saya, Rainy....

Entah sejak kapan saya mulai jatuh cinta pada HUJAN . Walau hanya sekedar menatapnya atau saling bersentuhan. Dulu dan sampai sekarang, bau tanah setelah hujan tetap juara. Dan sebatas itu saja pergaulan saya dengan hujan, tidak lebih. Saya Rainy... Demikian saya menamakan diri sendiri. Mungkin saya lahir dari butiran hujan. Sayangnya, saya tak tau tepatnya kapan tgl lahir itu. Biarlah, yg terpenting saya hadir di dunia ini.  Saya menyebut hujan itu .... penyampai rasa, berkat bagi mereka yg menangis sedu, penyamar duka. Begitulah saya memaknai hujan akhir-akhir ini. Ketika hati saya gundah, gelisah, saya hanya berharap hujan turun saat itu juga. Tidak berlebihan kan permohonan saya? Apa sulitnya hujan turun? Cukup dengan membiarkan saya terlena dengan remuknya hati, maka hujan pun turun. Semakin deras semakin baik.  Bila tak ingin basah, cukuplah saya menatapnya dari balik kaca. Tapi bila remuknya hati terlalu menyakitkan, izinkan saya menggaulimu hujan. 

I'm just an ordinary girl

Gambar
Saya memang bukan siapa-siapa. Bukan gadis cantik, bukan gadis dengan sejuta talenta, bukan gadis dengan otak cemerlang, bukan gadis yang punya banyak teman. Saya ya saya... Hanya berusaha menjadi diri sendiri, menjadi pribadi sesungguhnya. Saya tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Saya hanya gadis biasa. Tidak penting untuk diketahui dan dikenal. Saya bukan kamu, bukan mereka. Saya ya saya...

Bukan galau

Ini bukan galau, mungkin perasaan yg berlebihan atau mengekspresikannya yg berlebihan. Pernah merasa mengambang? Melayang? Atau sedang tidak berpijak di bumi? Yup... itu yg gw rasain. Bukan karena sedang jatuh cinta. Hanya sedang merasa tak berenergi.  Mungkin hampa.

Paduan Suara DJKN

Gambar
Ini cerita saya di awal bulan November. Setelah sekian lama vakum dari dunia paduan suara, akhirnya saya bernyanyi lagi. Dengan suara pas2an hanya bermodalkan tingginya tk kepedean saya, saya bergabung dengan tim Paduan Suara DJKN. Paduan Suara DJKN yg terbentuk hanya karena adanya lomba Paduan Suara antar Eselon I dalam rangka Hari Oeang RI ke-66. Lalu berlanjut menjadi Paduan Suara *resmi* DJKN. Walaupun gak menang, menang di posisi Harapan III sih sebenarnya, tapi langsung dapat job (jobnya dari DJKN sendiri,,, hahaha). Sebenarnya sy sedang tidak berada pada posisi mood yang baik utk menulis, jadi lebih baik silahkan liat sendiri foto2nya. (^^) Baju kuning ini ketika lomba... bersama Mas Budi, Pak Tony, dan Bu Icha Yang ini saat kami nyanyi di acara BMN Awards... pelatihnya: Pak Wahono Hadi *berdiri paling belakang, kedua dari kanan* Smoga kelak Paduan Suara DJKN ini bisa bertahan, sama seperti padus DJP atau DJBC. Bisa ikut di event2 di